SEJARAH PSIKOLOGI DI INDONESIA
A.
Awal Mula Masuknya Psikologi di Indonesia
Pada tahun 1952 ilmu psikologi mulai dikenal di Indonesia. Dalam
pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Slamet
Iman Santoso mengemukakan penggunaan pemeriksaan psikologis untuk mendeteksi
the right man on the right place, dan menghindari the right man on the wrong
place, the wrong man on the right place, serta the wrong man on the wrong place.
Oleh sebab itu, karena andilnya dalam memperkenalkan psikologi di Indonesia, ia
dikenal dengan sebutan Bapak Psikologi Indonesia. Kebutuhan akan adanya psikologi di Indonesia
sama besar dengan di Negara-negara Barat walaupun memiliki sejarah yang jauh
lebih pendek daripada keberadaan psikologi di Negara-negara Barat. Tidak semua
psikologi Barat bisa diterapkan di Indonesia, juga tidak semua yang dapat
diterapkan pada etnik di Indonesia dapat di terapkan pada etnik lainnya. Maka
dari itu diperlukan diperlukan penelitian psikologi mengenai basic nature di
Indonesia. Namun, banyak menemui kendala antara lain tidak mampu menyediakan
dana dan sarana yang memadai untuk penelitian.
Selain kendala itu, Indonesia juga
menghadapi berbagai kendala lain seperti yang dihadapi oleh Psikologi Barat. Asal
usul yang begitu luas, definisi yang beragam, teori dan metodologi yang saling
bertentangan, dan aplikasi yang sangat luas dan bervariasi adalah
masalah-masalah yang juga dihadapi oleh psikologi Indonesia. Karena staf
pengajar, guru besar dan praktisi yang berbeda menggunakan, teori, metodologi
dan pendekatan yang berbeda pula dalam melihat suatu masalah yang sama.
Sehingga timbul kebingungan pada masyarakat awam mengingat masyarakat Indonesia
belum dapat menerima sesuatu dari bebagai sudut pandang seperti halnya di
Negara-negara barat.
Sebelumnya,
pada tahun 1950-an TNI dan pemerintah mengirim beberapa psikolog untuk
menjalani pendidikan psikologi di Belanda dan Jerman. Sekembalinya ke Indonesia
mereka yang dikirm oleh TNI kemudian ditempatkan di pusat Psikologi untuk Angkatan
Darat dan Angkatan Udara di Bandung, sedangkan yang lainnya ditempatkan di
Jakarta dan menjadi staf di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia.
Pada tahun
1961 para psikolog yang ditempatkan di Bandung kemudian mendirikan Fakultas
Psikologi di Univesitas Padjajaran. Kemudian pada tahun 1964, Fakultas Pendidikan
di Universitas Gajah Mada berdiri sendiri menjadi Institut Pengajaran dan
Pendidikan Yogyakarta. Namun jurusan Psikologi yang terdapat di dalam Fakultas
Pendidikan tersebut memilih untuk tetap di Universitas Gajah Mada dan kemudian
menjadi Fakultas Psikologi di universitas tersebut.
Universitas Airlangga di Surabaya adalah universitas negeri keempat yang memiliki program pendidikan psikologi. Yang pada awalnya psikologi merupakan bagian dari Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial hingga akhirnya pada tahun 1992 berkembang menjadi Fakultas Psikologi. Para stafnya merupakan sebagian besar alumni Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Universitas Airlangga di Surabaya adalah universitas negeri keempat yang memiliki program pendidikan psikologi. Yang pada awalnya psikologi merupakan bagian dari Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial hingga akhirnya pada tahun 1992 berkembang menjadi Fakultas Psikologi. Para stafnya merupakan sebagian besar alumni Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
B.
Tokoh-tokoh Psikologi Indonesia
Ada
beberapa tokoh psikologi di Indonesia, yang tersohor namanya yaitu Prof. Dr.
Slamet Iman Santoso. Selain sebagai perintis berdirinya Fakultas Psikologi dan Universitas Indonesia dan studi psikologi di Indonesia, beliau
dijuluki Bapak Psikologi Indonesia sebagai penghargaan atas jasanya di bidang psikologi negeri ini. Beliau seorang psikiater yang lahir di Wonosobo, Jawa Tengah pada 7
September 1907. Beliau memiliki latar belakang
pendidikan sebagai berikut : Europeesche Lagere School (ELS)
dan Hollandsch Inlandsche School (HIS), Magelang
(1912-1920); Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), Magelang
(1920-1923); MAS-B, Yogyakarta (1923-1926); Indische Arts, Stovia
(1926-1932); Geneeskunde School of Arts, Batavia Sentrum
(1932-1934).
Tokoh
psikologi lainnya yaitu Prof. Dr. Fuad
Hassan yang menempuh pendidikan strata 1 di Fakultas Psikologi Uinversitas
Indonesia dan mengajar di fakultas tersebut. Ada pula Prof. Dr. Sarlito Wirawan
Sarwono yang lahir di Purwokerto, 2 Februari 1944. Di tahun 1968 ia
meraih gelar sarjana psikologinya di universitas Indonesia. Sarlito kemudian
meneruskan studinya dengan mengambil program doktor di UI dan University of
Leiden, Belanda. Sekembalinya dari luar negeri, ia disibukkan oleh banyak
kegiatan diantaranya menjadi ilmuwan, peneliti dan juga penulis. Ia juga
mengajar di almamater nya yaitu di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
C.
Organisasi
Psikologi di Indonesia
Organisasi
minat/ asosiasi psikologi tersebut antara lain:
1.
Ikatan
Psikologi Klinis (IPK)
2.
Ikatan
Psikologi Sosial (IPS)
3.
Ikatan
Psikologi Olahraga (IPO)
4.
Asosiasi
Psikologi Indutri & Organisasi (APIO)
5.
Asosiasi
Psikologi Pendidikan Indonesia (APPI)
6.
Asosiasi
Psikologi Sekolah Indonesia (APSI)
7.
Asosiasi
Psikologi Islam (API)
8.
Asosiasi
Psikologi Kristiani (APK)
9.
Asosiasi
Psikologi Kesehatan Indonesia
10. Asosiasi Psikologi Penerbangan Indonesia
11. Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia
12. Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia
PENUTUP
Meskipun sejarah psikologi di
Indonesia tidak sepanjang sejarah psikologi di Negara-negara Barat, namun
kebutuhan akan psikologi di Indonesia tidak kalah pentingnya. Di Indonesia,
psikologi dibutuhkan dalam bidang kesehatan, politik, permasalahan social, pendidikan,
bisnis, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar