TEORI
COGNITIVE APPROACH GEORGE A. KELLY

Disusun
Oleh:
Hendra
Eka Putra
16710002
Nienda
Raudloh Hita
16710043
Huria
Dara Fatimah
16710049
Zulia
Latifatul Maksumah 16710071
Dosen Pengampu:
Sara Palila, S.Psi., M.A., Psi
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017
PEMBAHASAN
A. Biografi Kelly
Kelly
memiliki nama lengkap George Alexander Kelly
yang lahir 28 April 1905 di Perth, Kansas, Amerika Serikat dan meninggal 6 Maret
1967 pada umur 61 tahun. Kelly merupakan anak tunggal dari keluarga yang taat
agama. Ibunya bernama Elfleda M. Kelly yang merupakan seorang guru sekolah di
tempat dia tinggal. Sedangkan bapaknya bernama
Theodire V. Kelly yang merupakan
seorang pemuka agama
(presbiteryan minister). Gelar sarjananya diperoleh di bidang fisika dan
matematika dari College Park pada tahun 1926.
Kelly
masuk ke University of Kansas untuk mengambil gelar magister dalam bidang
pendidikan sosiologi (educational sosiology). Ia menerima beasiswa untuk pergi
ke University of Edinburgh. Awal
ketertarikannya pada bidang
psikologi tumbuh setelah
ia membaca artikelnya Freud. Kemudian mempelajari psikologi selama beberapa
bulan dan berhasil meraih gelar doktoral
(PhD) dari Universitas of
Iowa. Setahun mengabdi di
University of Maryland, lalu pindah dan
menggantikan Carl Rogers di Ohio State University sebagai kepala program.
B. Pandangan Kelly
Kelly
mendasarkan teori kepribadiannya pada pandangan tentang ilmu pengetahuan dan
karakteristik penyelidikan ilmiah yang eksplisit. “Apa yang dilakukan ilmuwan
ketika mengkonstruksi teori?”Pertanyaan mendasar itu yang diperhatikan oleh Kelly.
Salah satu pendapatnya menyatakan bahwa
para ilmuwan mencari kebenaran
(Landfield, 1984). Kelly menyebutnya dengan istilah constructive
alternativisme yakni konstruk ilmiah
yang dapat memberikan pandangan yang berguna tantang dunia. Menurut pandangan ini, tidak ada realitas
yang objektif atau kebenaran yang absolut yang harus diungkap. Dengan demikian,
terdapat upaya untuk menginterpretasikan peristiwa dengan tujuan untuk
menginterpretasi fenomena untuk memahaminya akan selalu ada konstruksi alternatif
yang dapat dipilih.
Keunggulan
utama dari teori ini adalah bahwa ‘‘is the fact it uncovers tacit knowledge’’
yang dapat digunakan oleh individu dalam keseharian hidupnya, tetapi tidak
untuk diverbalisasikan. Hal ini, berbeda dengan pandangan dari Freud dalam
pendekatan psikoanalisis yang fokus pada
proses ketidaksadaran sebagai sebuah proses yang mempengaruhi perilaku
seseorang atau pendekatan behavioristik
Skinner, yang mendeskripsikan perilaku seseorang sebagai hasil dari
hubungan stimulus-respon, Kelly percaya bahwa aktivitas seseorang adalah wujud
dari “by driven the need to control reality”
(Paszkowska dan Kabzinska, 2012).
Pandangan
Kelly dalam kepribadian yang berkaitan dengan sains yaitu berupaya untuk
mempebanyak system kontruk ilmiah yang berguna dalam membuat prediksi unik dan
valid tentang seseorang.Menurut Kelly, suasana hati invasional memungkinkan
kebebasan, mengembangkan hipotesis kreatif. Hipotesis seharusnya tidak
dipandang sebagai sebuah fakta, namun seharusnya memungkinkan para pakar untuk
mengimplikasikannya, jika memang benar.
Individu
akan dapat mengambil keuntungan dari sebuah peristiwa yang dialami olehnya
untuk memprediksi masa depan sebagai hasil dari pengalaman yang telah dilalui.
Hasrat untuk mengendalikan lingkungan dan mengantisipasi sebuah peristiwa
merupakan salah satu landasan yang mendorong munculnya kebutuhan-kebutuhan
tersebut (Cote, 1996 dalam Paszkowska dan Kabzinska, 2012). Hal ini menjawab pertanyaan mengapa dalam
teori Kelly bahwa seorang individu merupakan seorang scientist
yang aktif dan konsisten dalam menganalisis sebuah realita, melihat dan
mengamati sebuah pola, memformulasikan hipotesis tentang penyebab dari sebuah
peristiwa, membangun sebuah teori, dan membuat sebuah kesimpulan berdasarkan
pengalaman yang dialami.
Konstruk
personal Kelly lebih menekankan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk
mengkonstruk perilakunya sesuai dengan konsep yang digunakan dalam
menginterpretasikan, menafsirkan dan
mengkategorisasikan lingkungan/ dunianya sehingga diri secara unik dapat
mempetakan tingkah laku serta meramalkan peristiwa di sekitar dunia mereka.
Kelly
tidak hanya menawarkan sesuatu yang kompleks dan perkembangan yang baik bagi
teorinya, tetapi dia juga menawarkan alat untuk mendiagnostik yang diadaptasi
dari teorinya tersebut. Rep Test (Role Construct Theory) diciptakan sebagai
pelengkap dari metotological teori personal konstruk ini. Tes tersebut
dikembangkan dari proses interview secara terstruktur yang dapatdigunakan untuk
memperoleh topik yang spesifik mengenai personal konstruk.
C.
Teori
Cognitive Approach
1.
Personal Construct Theory
Sistem konstruk personal yaitu
konsep yang digunakan seseorang dalam menafsirkan, mengkategorikan, dan menetapkan
tingkah laku. Individu mengantisispasi peristiwa dan menafsirkan jawabannya
(Feist & Feist, 2006). “A construct is a way in which some things are
construct as being alike and yet different from other” (Kelly, 1991).
Kelly berpendapat bahwa manusia
sepanjang hidupnya adalah sebagai seorang ilmuwan. Mereka yang orang awam pun
disebut sebagai ilmuwan. Seperti halnya seorang ilmuwan yang memiliki
hipotesis-hipotesis dan memiliki teori-teori, orang awam pun memiliki sikap antisipasi dan ekspektasi
serta konstruksi sendiri tentang realitas yang dihadapi. Jika seorang ilmuwan melakukan
eksperimen untuk menguji ekspektasi mereka, maka orang awam hidup dengan
kebiasaan yang menguji ekspektasi-ekspektasi mereka.
Namun, tiap-tiap manusia memiliki
keunikan dan keberagaman interpretasi pada tiap stimulus yang mereka terima.
Keberagaman tersebut merupakan bukti dari adanya konstruk-konstruk yang berbeda
pada tiap manusia yang berisi pengetahuan mereka tentang dunia, sehingga dapat
digunakan untuk menguasai pengetahuan baru. Pengalaman juga berpengaruh
terhadap sistem konstruksi seseorang. Karena manusia mengonstruksi
antisipasi-antisipasi dengan menggunakan pengalaman masa lalunya. Biasanya kita
akan mencari semacam pola atau konsistensi di dalam pengalaman kita.
2.
Menciptakan Templates
Kita juga cenderung berharap segala
sesuatu terjadi sebagaimana hal-hal yang sudah. Namun, ketika sesuatu tidak
berjalan seperti yang telah sudah, kita cenderung melakukan adaptasi dengan
melakukan rekonstruksi. Hal tersebut mengubah cara kita mengantisipasi apa yang
akan terjadi. Maka teori tentang realitas yang kita miliki dapat terus
dipertahankan dan diubah. Kelly berasumsi bahwa semua interpretasi di masa
sekarang dapat diganti atau direvisi. Asumsi tersebut disebut sebagai alternativisme
konstruktif.
Contoh dari alternativisme konstruktif ini
yaitu ketika kita melihat seorang preman, maka kita akan membuat suatu dugaan
(hypothesis) tentang dia berdasarkan apa yang kita lihat (observasi). Namun,
ketika kita bertemu (realita) dan mengenal preman tersebut lebih dalam serta
mengumpulkan lebih banyak lagi informasi tentang mereka, maka kita akan
membandingkannya dengan dugaan kita tersebut. Jika hypothesis dan informasi
yang kita terima setelah mengenal lebih dalam tentang mereka tersebut sesuai, kita
akan terus menggunakan konstrus tersebut, sedangkan jika tidak sesuai, kita
cenderung akan membuang dugaan tersebut dan mengubahnya. Hal ini dinamakan
dengan template matching.
3.
Postulat Utama
Postulat merupakan gerak maju. Jika
dalam proses ilmiah yaitu dari hipotesis ke eksperimen atau ekspektasi atau
observasi, artinya yaitu dari antisipasi ke pengalaman atau perilaku. Teori
konstruk personal ini memiliki satu asumsi dasar yang disebut fundamental
postulate (postulat utama) dan sebelas corollaries/ konsekuensi
pendukung (Feist & Feist, 2006). Postulat utama itu berbunyi “proses dari
seseorang diarahkan melalui jalur-jalur psikologis oleh cara-cara ketika orang
tersebut mengantisipasi peristiwa-peristiwa”.
Kata corollary dalam teori
personal konstruk mengacu pada ide yang terbentuk dari sesuatu yang sudah
terbukti , dimana konsekuensi yang secara
alami akan mengikuti. Diantara kesebelas corollaries tersebut yaitu:
1.
Construction
Corollary. Manusia
mengantisispasi peristiwa dengan membentuk replica (pada peristiwa yang temanya
sama). Tidak ada dua kejadian yang sama persis. Namun, seseorang akan
menafsirkan beberapa kejadian mirip agar bisa dipahami sebagai hal yang sama.
Oleh karena itu, Kelly menyebut kemiripan peritiwa tersebut dengan construction
corollary.
2.
Individuality
Corollary. Manusia
berbeda-beda dalam membuat konstruk atas peristiwa yang sama (tergantung
interpretasi masing-masing individu). Karena manusia memiliki gudang penglaman yang
berbeda-beda, merekapun memahami peristiwa yang sama dengan cara yang berbeda
pula.
3.
Organization
Corollary. Manusia cenderung mengatur personal
konstruknya berdasarkan pandangannya terhadap hubungan antar konstruk tersebut
(hirarki). Manusia bergerak sesuai karakternya demi kenyamanan mereka dengan
mengantisipasi kejadian-kejadian.
4.
Dichotomy
Corollary. Sistem konstruk manusia yang
terdiri dari sejumlah konstruk dikotomis/ bipolar. Kelly menyatakan bahwa
sebuah konstruk terdiri dari proposisi hitam-putih, tinggi-pendek,
pandai-bodoh, dll.
5.
Choice
Corollary. Manusia memilih sendiri alternative
dari konstruk dikotomis tersebut berdasarkan keinginannya untuk memperjelas
atau memperluas sistem konstruknya.
6.
Range
Corollary. Konsep Kelly ini menyatakan bahwa
konstruk pribadi bersifat terbatas dan tidak relevan untuk segala sesuatu.
Dengan kata lain, suatu konstruk hanya dapat digunakan untuk mngantisipasi
peristiwa tertentu saja.
7.
Experience
Corollary. Suatu konstruk manusia berubah
sebagai hasil dari pengalaman manusia yang berubah juga. Menueut Kelly,
seseorang akan memandang masa depan dan membuat tekanan-tekanan tentang apa
yang akan terjadi. Kemudian saat kejadian semakin dipahami, seseorang akan
dapat membenarkan konstruk yang sudah ada atau merekonstruk kejadian tersebut
agar sesuai dengan pengalamannya.
8.
Modulation
Corollary. Variasi dalam sistem konstruk
dibatasi oleh permeabilitas konstruk tersebut.
9.
Fragmentation
Corollary. Manusia dapat
mentoleransi berbagai subsistem konstruksi yang bertentangan satu sama lain
tanpa memodifikasi konstruk keseluruhan. Meskipun sebelumnya Kelly
mengasusmsikan stabilitas atau konsistensi menyeluruh terhadap sistem konstruk
pribadi namun, konsep tentang fragmentation corllary justru
mengakibatkan ketidaksesuaian elemen-elemen tertentu.
10.
Commonality
Corollary. Sampai dengan taraf tertentu,
manusia dapat menerapkan konstruksi yang sama dengan orang lain jika proses
psikologisnya sama (norma cultural, moralitas, idealitas). Secara ringkas,
Kelly mendefinisikannya apabila manusia menggunakan sebuah konstruksi terhadap
pengalaman yang mirip dengan yang digunakan orang lain, maka proses-proses
psikologis keduanya bisa dipastikan mirip juga.
11.
Sociality
Corollary. Sampai taraf tertentu manusia
membentuk proses konstruksi dari orang lain, ia dapat berperan dalam suatu
proses sosial yang melibatkan orang lain. Intinya, ketika manusia dapat memahami secara
akurat sistem keyakinan orang lain, bisa juga mereka berperan utama dalam
proses-proses sosial yang melibatkan orang-orang tersebut. Karena menurut
Kelly, manusia melekat pada kelompok budaya yang sama bukan hanya karena
perilaku mereka sama, atau karena mereka menerapkan hal-hal yang sama, tapi
khususnya karena mereka memahami pengalaman dengan cara yang sama.
Orang yang sehat secara psikologis
melakukan validitas atas konstruk personalnya terhadap pengalaman mereka di
dunia nyata (Cloninger, 2004). Sedangkan orang-orang yang tidak sehat secara
psikologis, dengan keras kepala akan bertahan terhadap konstruk personal mereka
yang sudah kadaluarsa, takut untuk melakukan validitas atas konstruk baru yang
mungkin akan merusak pandangan mereka sekarang yang nyaman tentang dunia. Kelly
(1991) mendefinisikan sebuah gangguan sebagai konstruksi personal yang
digunakan secara berulang walaupun dalam kondisi tidak valid yang konsisten.
Akar dari kesetiaan terhadap sistem
konstruk usang ini adalah kecemasan, rasa takut dan ancaman. Kelly
mengelompokkan gangguan psikologis ke dalam empat bentuk gangguan yaitu:
1.
Ancaman.
Orang dapat merasa terancam oleh oranglain ataupun suatu kejadian. Manusia
mengalami perasaan terancam pada saat mereka memersepsikan bahwa stabilitas
dari konstruk dasar mereka dapat digoyahkan.
2.
Ketakutan.
Ancaman meliputi suatu perubahan komperehensif dalam struktur inti
seseorang. Di sisi lain, ketakutan lebih spesifik dan bersifat sekunder.
3.
Kecemasan.
Didefinisikan sebagai kesadaran bahwa kejadian yang dihadapkan pada seseorang
berada di luar jangkauan praktis dari sistem konstruk orang tersebut. Manusia
mungkin cemas saat mereka menghadapi kejadian yang baru. Kecemasan patologis
hadir saat konstruk seseorang yang tidak sepadan tidak lagi dapat ditoleransi
dan sistem konstruksi orang tersebut mulai runtuh.
4.
Rasa
bersalah. Kelly mendefiniskan rasa bersalah sebagai perasaan kehilangan
struktur peran inti seseorang. Hal inin berarti seseorang merasa bersalah saat
mereka bertindak dalama bentuk yang tidak konsisten dengan perasaan siapa diri
mereka.
D. Sudut Pandang yang Berkaitan dan Perkembangan Terbaru
Psikologi pada saat ini berbeda dengan
yang ada pada masa Kelly. Pada masanya, penekanan Kelly terhadap proses
kognitif manusia amat radikal. Dengan pemahaman seperti inilah Kelly
mengantisipasi perkembangan di masa depan bidang ini. Teori yang dimiliki Kelly
ini memiliki perbedaan dengan tradisi keilmuan psikologi sehingga menghasilkan
sedikit riset pada decade berikutnya. Baru pada tahun-tahun selanjutnya mulai
banyak eksplorasi terhadap teori konstruk personal. Focus utamanya ialah tes
rep dan struktur sistem konstruk. Studi reabilitastes rep mengisyaratkan bahwa
respon individu terhadap daftar peran dan konstruk yang digunakan relative
stabil dari waktu ke waktu. (linefile 1971) selain itu tes rep telah digunakan
untuk mempelajari beragam individu dengan masalah psikologis, sistem konstruk
pasangan yang menikah, dan orang-orang dengan hubungan interpersonal yang
beragam(duck 1982). Modifikasi tes rap telah diguakan untuk mempelajari
kompleksitas, structural, sistem konstruk, presepsi situasi dan penggunaan
sistem non verbal.
Prinsip perkembangan yang ditekankan,
mengisyaratkan banyak kesamaan teori perkembangan Kelly dan Piaget : 1)
penekanan padakemajuan sari sistem global yang tidak terdiverensiasi ke sistem
yang terdiverensiasi dan terintegrasi, 2) peningkatan pemakaina struktur
abstrak untuk menanganai info dengan lebih ekonomis, 3) perkembangan dalam
merespon upaca mengakomodasi elemen baru dalam sistem kognitif, 4) pengembangan
sistem kognitif sebagai sebuah sistem tidak hanya sekefar penambahan elemen
baru.
E. Analisa Kontemporer terhadap Keyakinan Person-Situasi
Dalam
konteks ini Kelly menaruh minat untuk menggambarkan peran keyakinan ketika
seseorang memikirkan tentang oeang tertentu yang penting bagi mereka. Idenya
adalah bahwa tidak cukup mempelajari keyakinan seseorang dengan cara yang
terisolasi dari konteks kehidupan. Konstruk personal bukan hanya ada di dalam
kepla tetapi juga di gunakan untuk memahami dunia social. Kelly mengeksplorasi
cara dimana orang menggunakan konstruk personal untuk mengkategorikan person
dan hubungan dalam kehidupan mereka
Penekanan
yang sama dapat ditemukan dalam riset kontemporer dalam skema hubungan mengenai
pengetahuan inti tentang orang atau objek menurut markbaldwin 1999) skema
hubungan adalah keyakinan tentang hubungan interpersonal dimana integrasi
bernagai tipe pengetahuan berbeda. Orang-orang secara mental mengintegrasikan
pengetahuan tentang drinya, orang lain, setting social kedalam inti yang
koheren. Integrasi ii yang memandu antisipasi sesorang terhadap peristiwa
dimasa mendatang yang mempengaruhi harapan orang terhadap hubungan
interpersonal, pemikiran, dan perasaan orang dalam pertemuan social (Baldwin
1999).
Riset
mengisyaratkan bahwa tipe komplementarisasi yang berbeda memiliki implikasi
yang berbeda bagi pengalaman emosional seseorang dimana terdapat interaksi
antara fitur sistem konstruk personal dan fitur lingkungan. Ketika seseorang
menghadapi situasi yang memunculkan pikiran positive tentang diri, individu
yang mengkompartementalisasi konstruk ke suasan hati yang lebih positif. Akan
tetapi ketika orang menemukan situasi yang mengingatkan fitur negative dari
diri, maka individu yang tidak melakukan kompermentalisasi akan merasa
pengalaman emosional yang lebih positif atau mungkin tidak terlalu negatif.
Karakteristik alamiah dan organisasi konstruk seseorang menjelaskan fitur
penting kepribadian seseorang yang hasilnya dapat dipandang mendukung teori
konstruk personal. Namun riset kontemporer tidak bersumber dari teori konstruk
personal tetapi mendasarkan riset pada analisis social kogntif fungsi
kepribadian.
F. Evaluasi kritis : keunggulan dan kelemahan teori
konstruk personal
Modal structural kepribadian Kelly
merupakan konstribusi bagi teori kepribadian dimana interpretasi prilakudalam
dalam kerangka pemaknaan seseorang terhadap peristiwa memungkinkan seseorang untuk
mempertimbangkan aspek unik prilaku individu sekaligus pengakuan adanya hukum
atau regularitas dari bermacam-macam prilaku.
Dalam
ulasan terhadap teori Kelly, bruner mengatakan bahwa teori Kelly sebagai
kontribusi terbesar dalam beberapa dekade untuk teori fungsi kepribadian. Teori
Kelly jarang membahas mengenai perkembangan dan pertumbuhan. Teori ini juga
menawarkan analisis tentang kecemasan yang menarik, namun hampir tidak pernah
menyatakan sesuatu tentang nilai penting emosi depresi Begitu juga mengenai
penekanannya terhadap kognisi teori yang yang terbatas.
Brunner
menyatakan bahwa orang bukan binatang percobaan yang dibuat oleh teori
penguatan, bahkan dia juga mempertanyakan apakah semua orang adalah ilmuan
sebagaimana yang dinyatakan oleh Kelly. Bunner cenderung menyatakan bahwa
sebagian orang yang marah atau terinspirasi atau sedang jatung cinta, maka
mereka pasti memperhatikan sistem mereka sebagai sebuah kesatuan. Penyataan ini
mengatakan bahwa:
- Walaupun sistem konstruk telah dipelajari secara luas, hanya ada sedikit bukti bahwa pengukuran sistem yang secara spesifik
- Teori motivasi Kelly masih dibuat orang dalam kerangka sistem konstruk mereka dibalik ini banyak pandangan tradisional tentang motivasi yang masuk kedalam pembahasan teoritikus konstruk personal.
DAFTAR PUSTAKA
Feist, Jess dan Feist, Georgery J, Teori Kepribadian edisi 7
buku 2, Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
Boeree, C. George, Personality Theories, Terj. Inyiak Ridwan
Muzir, Yogyakarta: PRISMASOPHIE, 2010.
Komentar
Posting Komentar